Suaka Marga Satwa Tanjung Batikolo yang telah ditetapkan sebagai Kawasan
Suaka Margasatwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
425/Kpts-II/1995 tanggal 16 Agustus 1995 dengan luas 4.060 ha. Latar belakang
penunjukkannya adalah karena kelompok hutan Tanjung Batikolo merupakan
perwakilan ekosistem hutan hujan tropika dengan tipe vegetasi hutan non
Dipterocarpaceae, hutan belukar, hutan pantai, dan hutan bakau serta merupakan
habitat berbagai jenis tumbuhan dan satwa liar dilindungi.
Secara geografis kawasan ini
terletak di antara 04°29’ - 04°35’ LS dan 122°41’ - 122°45’ BT. Secara
administratif pemerintahan masuk dalam wilayah Desa Bangun Jaya, Kecamatan
Lainea, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara Batas-batas wilayah
SM. Tanjung Batikolo adalah sebagai berikut :
-Sebelah utara berbatasan dengan Teluk
Batikolo
-Sebelah timur berbatasan dengan Selat
Buton
-Sebelah selatan berbatasan dengan
Teluk Kolono
-Sebelah barat berbatasan dengan Desa
Polewali.
Suaka margasatwa Tanjung
Batikolo terletak di ketinggian ± 0 – 400 m dpl, dengan topografi datar hingga
bergunung dengan kelerengan 15 – 45%. Jenis tanah di wilayah ini adalah jenis
podzolik, coklat dan merah kekuning-kuningan (peta tanah provinsi Sulawesi
Tenggara). Berdasarkan Peta Tematik Intag Pusat P dan P skala 1 : 500.000
Provinsi Sulawesi Tenggara, jenis batuan pada kawasan SM Tanjung Batikolo
adalah jenis meozoikum tidak dapat dibedakan. Berdasarkan klasifikasi iklim
Schmidt dan Ferguson, kawasan ini memiliki iklim tipe D.
Curah hujan rata-rata tahunan sebesar
2815 mm dengan kelembaban 80,3 % dan temperatur berkisar antara 23 ºC
sampai 33 ºC. Musim hujan biasanya jatuh pada bulan Januari – Juni. Di
kawasan ini terdapat beberapa sungai yang sebagian besar merupakan sungai mati
yakni hanya ada air setelah hujan tiba, yaitu sungai kalibu, kalikabongka,
kalidemba, kali toli-toli, dan kali kalo-kalo. Selain itu ada dua mata
air, yaitu mata air anggaloha dan sumur batikolo.
Suaka Marga Satwa Tanjung
Batikolo memiliki 3 tipe ekosistem yaitu hutan bakau, hutan pantai dan hutan
hujan tropis dataran rendah.
POTENSI WISATA
KEADAAN UMUM
Suaka Marga Satwa Tanjung Batikolo
yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Suaka Margasatwa berdasarkan Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor : 425/Kpts-II/1995 tanggal 16 Agustus 1995 dengan luas
4.060 ha. Latar belakang penunjukkannya adalah karena kelompok hutan Tanjung
Batikolo merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropika dengan tipe
vegetasi hutan non Dipterocarpaceae, hutan belukar, hutan pantai, dan hutan
bakau serta merupakan habitat berbagai jenis tumbuhan dan satwa liar
dilindungi.
Secara geografis kawasan ini terletak
di antara 04°29’ - 04°35’ LS dan 122°41’ - 122°45’ BT. Secara administratif
pemerintahan masuk dalam wilayah Desa Bangun Jaya, Kecamatan Lainea, Kabupaten
Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara Batas-batas wilayah SM.
Tanjung Batikolo adalah sebagai berikut :
-Sebelah utara berbatasan dengan Teluk
Batikolo
-Sebelah timur berbatasan dengan Selat
Buton
-Sebelah selatan berbatasan dengan
Teluk Kolono
-Sebelah barat berbatasan dengan Desa
Polewali.
Suaka margasatwa Tanjung
Batikolo terletak di ketinggian ± 0 – 400 m dpl, dengan topografi datar hingga
bergunung dengan kelerengan 15 – 45%. Jenis tanah di wilayah ini adalah jenis
podzolik, coklat dan merah kekuning-kuningan (peta tanah provinsi Sulawesi
Tenggara). Berdasarkan Peta Tematik Intag Pusat P dan P skala 1 : 500.000
Provinsi Sulawesi Tenggara, jenis batuan pada kawasan SM Tanjung Batikolo
adalah jenis meozoikum tidak dapat dibedakan. Berdasarkan klasifikasi iklim
Schmidt dan Ferguson, kawasan ini memiliki iklim tipe D.
Curah hujan rata-rata tahunan sebesar
2815 mm dengan kelembaban 80,3 % dan temperatur berkisar antara 23 ºC
sampai 33 ºC. Musim hujan biasanya jatuh pada bulan Januari – Juni. Di
kawasan ini terdapat beberapa sungai yang sebagian besar merupakan sungai mati
yakni hanya ada air setelah hujan tiba, yaitu sungai kalibu, kalikabongka,
kalidemba, kali toli-toli, dan kali kalo-kalo. Selain itu ada dua mata
air, yaitu mata air anggaloha dan sumur batikolo.
Suaka Marga Satwa Tanjung
Batikolo memiliki 3 tipe ekosistem yaitu hutan bakau, hutan pantai dan hutan
hujan tropis dataran rendah.
AKSESBILITAS KE KAWASAN
Suaka Margasatwa Tanjung Batikolo
dapat dicapai melalui :
1. Kendari - Punggaluku –
Amolengo –
Batikolo (darat) dengan
jarak 140 km
dengan lama perjalanan
2,5 – 3 jam.
2. Kendari – Tanjung Amolengo
(laut)
dengan menggunakan
Johnson (perahu
motor) yang dapat
ditempuh dalam
waktu 3 – 4 jam.
FLORA
Jenis flora yang ada di Suaka Marga
SatwaTanjung Batikolo
1. Api-api (Avicennia marina)
2. Bayur (Pterospermum celebicum)
3. Angsana (Pterocarpus indicus)
4. Putat (Baringtonia racemosa)
5. Ketapang (Terminalia cattapa)
6. Kayu besi (Metrosideros petiolata)
7. Beringin (Ficus benyamina)
8. Bayam (Intsia bijuga)
9. Kalapi (Kalappia celebica)
10.Lara (Metrosideros petiolata)
11.Gito-gito (Diospyros pilosantera)
12.Ponto (Litsea firma)
13.Eha (Castanopsis buruana)
FAUNA
Beberapa Jenis Fauna yang ada di Suaka
Marga Satwa Tanjung Batikolo
MAMALIA
1. Anoa dataran rendah (Bubalus
depressicornis)
2. Monyet hitam Sulawesi (Macaca
ochreata)
3. Rusa Timor (Cervus timorensis)
4. Babi hutan (Sus celebensis)
5. Kus-kus (Phalanger celebensis)
AVES
1. Rangkong Sulawesi (Aceros cassidix)
2. Maleo (Macrochepalon maleo)
3. Bangau putih (Egretta intermedia)
REPTIL
1. Biawak (Varanus togianus)
2. Ular sanca (Phython reticulatus)
INVERTEBRATA
1. Kupu-kupu raja (Troides hypolithus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar